Radar kasus news.com
Lumajang, Sabtu 2 Agustus 2025 — Desa Kebonagung, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Lumajang, menjadi panggung memalukan bagi penegakan hukum di Indonesia. Sebuah arena sabung ayam megah berdiri dan beroperasi tanpa hambatan, dihadiri ratusan orang, uang taruhan mengalir deras, dan—yang lebih mengejutkan—diduga kuat melibatkan oknum TNI aktif yang masih bertugas.
Tim investigasi Radar Kasusnews.com yang dipimpin langsung oleh Pemimpin Redaksi Erlangga Setiawan, SH mendokumentasikan fakta di lapangan: ayam-ayam aduan dikerangkeng menunggu giliran, sorak-sorai penonton memecah udara, sementara mobil-mobil mewah berjejer di sekitar arena. Tak ada upaya pembubaran, tak ada patroli polisi, tak ada satu pun tanda negara hadir menegakkan hukum.
Sejumlah narasumber yang identitasnya dirahasiakan menyebut, beberapa pemain inti dan pengelola arena adalah anggota TNI aktif. Informasi ini menyeret nama institusi militer, khususnya Kodam V Brawijaya, ke dalam pusaran dugaan pembiaran perjudian. Jika benar, ini bukan hanya pelanggaran hukum, tapi juga pengkhianatan terhadap sumpah prajurit.
“Sudah lama begini, bahkan ada seragam loreng yang ikut berjudi. Kami sudah melapor berkali-kali, tapi seperti berbicara pada tembok,” ungkap seorang warga berinisial F.
Pemimpin Redaksi Erlangga Setiawan, SH mengecam keras pembiaran ini. “Kami melihat sendiri. Ini bukan perjudian sembunyi-sembunyi, ini hajatan besar dengan jaringan kuat di belakangnya. Kalau Kapolres Lumajang, Polda Jatim, dan Kodam V Brawijaya tidak bergerak, maka rakyat akan menganggap mereka bagian dari permainan kotor ini,” tegasnya.
Setelah berita ini terbit, Radar Kasusnews.com akan mengajukan konfirmasi resmi kepada Kapolres Lumajang, Kanit Reskrim, Polda Jatim, serta Pangdam V Brawijaya. Publik berhak tahu: apakah institusi-institusi ini akan membersihkan namanya, atau memilih bungkam dan membiarkan dugaan keterlibatan anak buahnya dipertontonkan?
Kami juga menyerukan kepada Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, untuk turun langsung memerintahkan penyelidikan lintas institusi. Karena yang sedang diuji di Kebonagung bukan sekadar penegakan hukum, tetapi integritas negara dan kehormatan seragam. Jika aparat bersenjata dan berseragam justru berada di barisan pelindung perjudian, maka rakyat akan bertanya: untuk siapa sebenarnya senjata dan seragam itu dipakai?