Surabaya, Radar Kasus News.com – 9 Juli 2025 — Di balik tajamnya laporan investigatif yang mengguncang institusi dan membuka mata publik, berdirilah sosok inspiratif bernama Erlangga Setiawan, SH. Pria kelahiran Lamongan ini bukan hanya seorang jurnalis biasa—ia adalah penyandang disabilitas yang kini menjadi direktur dan pemilik tujuh media lokal di Jawa Timur, termasuk Jatim Nusantara News dan Radar Kasus News.com.
Langkah Erlangga sebagai jurnalis tidak dimulai dari ruang redaksi besar atau pelatihan formal. Justru semuanya berawal dari sebuah warung kopi kecil di Simolawang, Surabaya—Warkop Sang Fajar, tempat ia pertama kali bertemu dengan Umar Hayat, jurnalis senior yang kelak mengubah arah hidupnya. Namun tak serta-merta Umar langsung menerimanya.
“Awalnya beliau ragu,” ujar Erlangga. “Beliau sempat bertanya dalam hati: apakah saya yang duduk di kursi roda ini mampu bertahan di dunia jurnalistik yang keras?” Meski demikian, keraguan itu perlahan hilang saat Umar membaca beberapa tulisan Erlangga. Di sanalah, potensi dan semangat muda yang tak biasa mulai terlihat.
“Pak Umar bukan hanya mentor. Beliau adalah orang pertama yang melihat kemampuan saya, bukan keterbatasan saya,” kenang Erlangga dalam wawancara bersama Radar Kasus News.com, Rabu, 9 Juli 2025.
Dari warkop sederhana itu, Erlangga kemudian diterima dan dibimbing masuk ke dunia jurnalistik melalui Media Kompas Investigasi. Meski saat itu masih hijau, semangat dan ketajaman analisanya membuat ia langsung diberi kepercayaan untuk mengerjakan liputan yang tidak ringan: dugaan ketidakprofesionalan Unit Reskrim Polres Lamongan dalam menangani laporan masyarakat. Liputan itu menjadi pembuka jalan kariernya—dan sekaligus ujian pertamanya.
“Saya lahir di Lamongan. Rasanya berat menulis hal yang mengungkap cacat di tanah kelahiran sendiri. Tapi saya tahu, jurnalisme menuntut keberanian, bukan kenyamanan,” tegasnya.
Namun perjalanan Erlangga tak akan pernah sampai sejauh ini tanpa satu nama penting lainnya: Andi Zulkarnain. Sosok editor senior itu bukan hanya membimbing secara teknis, tapi membentuk karakter jurnalistik Erlangga dengan ketegasan, disiplin, dan prinsip yang tak tergoyahkan.
“Kalau bukan karena Pak Andi, saya mungkin hanya akan jadi penulis dengan banyak keluhan. Tapi beliaulah yang membentuk saya. Beliau tidak hanya mengajarkan bagaimana menulis, tapi bagaimana bertanggung jawab atas setiap kata yang kita terbitkan,” ujar Erlangga dengan suara bergetar.
Andi Zulkarnain dikenal sebagai sosok yang tanpa kompromi terhadap kesalahan. Ia menanamkan pada Erlangga bahwa jurnalisme sejati bukan soal menjadi yang tercepat, tapi yang paling bisa dipercaya.
Setelah melewati masa tempaan dan puluhan liputan investigatif, Erlangga memutuskan membangun media sendiri sebagai wujud keberpihakan terhadap rakyat kecil. Media pertama yang ia dirikan adalah Jatim Nusantara News, sebagai bentuk dedikasi kepada isu-isu lokal yang kerap diabaikan. Keberhasilan media tersebut mendorongnya mendirikan Radar Kasus News.com, yang kemudian tumbuh menjadi salah satu platform investigasi paling kritis di Jawa Timur. Tak berhenti di situ, lima media lainnya turut ia lahirkan demi memperluas ruang kontrol publik.
“Media saya bukan untuk mereka yang sudah punya kuasa. Media saya untuk mereka yang tidak pernah didengar,” ujarnya.
Kini, selain memimpin redaksi, Erlangga juga aktif memberikan pelatihan jurnalistik gratis kepada pemuda, khususnya penyandang disabilitas dan masyarakat marjinal. Ia membuktikan bahwa kondisi fisik bukan penghalang untuk menjadi pelaku perubahan.
“Kalau saya bisa memulai semuanya dari warkop kecil dan kursi roda, siapa pun bisa. Yang dibutuhkan hanya keberanian dan ketekunan,” tuturnya.
Kisah hidup Erlangga Setiawan adalah gambaran nyata bahwa keberanian, integritas, dan dedikasi dapat menembus batas apa pun. Dari Simolawang, Surabaya, ke meja redaksi media-media yang ia pimpin hari ini, langkahnya menjadi bukti bahwa jurnalisme yang jujur akan selalu menemukan jalannya—meski dimulai dari tempat yang paling sederhana sekalipun.
Penulis Erlangga